"T&T" Always Forever

Sabtu, 26 Mei 2012

Tugas 3 Softskill (Pertemuan Bilateral Menteri Perdagangan RI dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang)

Nama       : Romantika Afrilia Agustien
Kelas       : 4eb14
NPM       : 21208103
Tugas 3 Softskill

INDONESIA – JEPANG : Pertemuan Bilateral Menteri Perdagangan RI dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang


Pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Yukio Edano, telah berlangsung pada tanggal 18 November 2011 di sela-sela KTT ASEAN ke-19 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali..

Pada pertemuan ini kedua Menteri Perdagangan membicarakan mengenai perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan regional antara lain mengenai perkembangan ASEAN dan integrasi ekonomi Asia Timur serta isu perdagangan bilateral kedua negara antara lain Undang Undang (UU) No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara dan kasus tuduhan dumping atas produk Cold Rolled Coil/ Sheet yang diimpor dari Jepang.

Dalam pembahasan mengenai perkembangan ASEAN dan kemitraan ekonomi Asia Timur pihak Jepang menyampaikan pendapatnya bahwa pembentukan 3 (tiga) Working Group yang terdiri atas Working Group on Trade in goods, Trade in Services dan Investment akan dapat mempercepat pembentukan Comprehensive Economic Partnership in East Asia (CEPEA). Pihak Jepang juga menegaskan kembali dukungan negaranya antara lain dalam bentuk partisipasi lembaga riset Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dalam studi-studi yang dilakukan ASEAN serta meminta ASEAN, termasuk Indonesia, agar juga dapat memberikan dukungan kepada ERIA

Terkait dengan UU Mineral dan Batubara (Minerba), Menteri Yukio menyampaikan keprihatinannya agar Indonesia dapat terus memberikan peluang bagi Jepang untuk dapat melakukan impor bahan mentah khususnya produk mineral dan batabara. Menteri Gita Wirjawan memahami keprihatinan tersebut namun demikian beliau menekankan kepada pihak Jepang bahwa terbentuknya Undang-undang Minerba dimaksudkan sebagai upaya Indonesia untuk mengembangkan industri hilir mineral dan batubara di dalam negeri yang akan dimulai pada tahun 2014.

“Sektor hilir produk mineral dan batu bara di Indonesia akan menjadi sektor yang sangat atraktif bagi investor asing, termasuk perusahaan Jepang untuk berpartisipasi di Indonesia” ujar Menteri Gita.

Sementara untuk kasus tuduhan dumping atas produk Cold Rolled Coil/ Sheet asal Jepang, pihak Jepang mengharapkan agar produk Cold Rolled Coil/ Sheet Jepang dapat dikeluarkan dari proses investigasi. Menjawab hal ini, Menteri Gita menyampaikan bahwa saat ini otoritas Indonesia sedang dalam proses pelaksanaan investigasi dan hasil dari investigasi tersebut akan segera disampaikan kepada Jepang.

Dalam akhir pertemuan ini, Menteri Gita juga menyampaikan apresiasi dan harapannya agar Jepang dapat memberikan lebih banyak kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk melakukan studi ke Jepang. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Menanggapi hal ini, Menteri Yukio menyatakan akan mengakomodir permintaan Indonesia dan akan menyampaikan hal ini kepada institusi terkait di Jepang.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Jepang

Total Perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun 2010 mencapai US$ 42,7 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$ 25,8 miliar dan impor sebesar US$ 17 miliar, atau naik 50,35% dibanding total perdagangan pada tahun 2009 sebesar US$ 28,4 miliar. Selama periode Januari-Agustus 2011, total perdagangan kedua negara berjumlah sebesar US$ 35,1 miliar atau naik 29,93% dibanding periode yang sama pada tahun 2010 yakni sebesar US$ 27 miliar. Tren total perdagangan kedua negara selama 5 (lima) tahun terakhir (2006-2010) positif sebesar 8,78%.

Neraca perdagangan Indonesia dengan Jepang sejak tahun 2006 hingga 2010 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan. Neraca perdagangan tahun 2010 surplus bagi Indonesia sebesar US$ 8,8 miliar, atau naik 1,15% dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat surplus sebesar US$ 8,7 miliar. Sementara, untuk periode Januari-Agustus 2011, Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 10,8 miliar, atau turun 109,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yaitu surplus sebesar US$ 5,1 miliar.